Pelajaran 15 ( Tempat Shalat, Azan Dan Iqomah )

on Kamis, 09 Agustus 2012

Pelajaran 15
TEMPAT SHALAT, AZAN
DAN IQOMAH




TEMPAT SALAT
Syarat-syarat Tempat Salat
1.       Harus mubah (bukan hasil rampasan—ghasab).
2.       Tidak bergerak (seperti: di dalam kendaraan, maka tidak boleh dalam keadaan bergerak).
3.       Tidak sempit dan atapnya tidak pendek sehingga ia bisa berdiri dan rukuk serta sujud dengan sempurna.
4.       Tempat dahi (ketika sujud) harus suci.
5.       Jika tempat salat najis, kadar basahnya tidak sampai ber-pengaruh pada badan atau pakaian pelaku salat.

6.       Tempat dahi (ketika sujud) tidak boleh lebih rendah atau lebih tinggi—selebar  empat jari rapat—dari tempat kedua lutut, dan berdasarkan ihtiyath wajib dari tempat jari-jari kaki.[1]*

Hukum Tempat Salat
1.       Tidak sah salat di tempat ghasab (seperti: masuk rumah orang lain tanpa izin pemiliknya).[2]
2.       Terpaksa salat di tempat yang bergerak—seperti: kereta api dan pesawat—begitu juga di tempat yang atapnya pendek atau ruangnya sempit—seperti: parit pertahanan dan tempat yang tidak rata—tidaklah apa-apa.[3]
3.       Seseorang harus menjaga tata krama dan tidak mela-kukan salat lebih depan dari makam Rasulullah saw.[4]*   
4.       Adalah sunah bila seseorang mengerjakan salatnya di masjid. Dalam Islam, banyak anjuran sekaitan dengan masalah ini.[5]
5.       Dari masalah-masalah yang tercantum di bawah ini, kita akan memahami pentingnya hadir di masjid dan salat di dalamnya:
a.       Sering pergi ke masjid adalah sunah.
b.       sunah Pergi ke masjid yang tidak ada jemaahnya.
c.       Tetangga masjid yang tidak punya uzur; jika dia melakukan salat di selain masjid tersebut, maka hukum salatnya adalah makruh.
d.       Disunahkan tidak melakukan hal-hal di bawah ini dengan orang yang tidak mau hadir di masjid:
§  Makan bersama.
§  Memusyawarahkan suatu urusan dengannya.
§  Bertetangga dengannya.
§  Menikah dengan anggota keluarganya.
§  Menerimanya sebagai menantu.[6]*
* * *


AZAN DAN IQOMAH
Persiapan Salat
Setelah belajar masalah-masalah wudu, mandi, tayamum, waktu salat, pakaian dan  tempat salat, kini tiba saatnya persiapan kita untuk memulai salat.

1.       Sebelum mengerjakan salat harian, sunah bagi seseorang untuk mengumandangkan azan kemudian membaca iqomah, setelah itu dia memulai salat.[7]

Azan
Allahu akbar ( اَللهُ اَكْبَر ) .......................................................4 kali
Asyhadu alla ilaha illallah ( اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلهَ اِلَّا الله ) ....................2 kali
Asyhadu anna Muhammadar Rosulullah ( اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ الله ) ...........................................................................................2 kali
Hayya ‘alash sholah ( حَيَّ عَلَی الصَلاَة ) ..................................2 kali
Hayya ‘alal falah ( حَيَّ عَلَی الْفَلَاحِ ) ........................................2 kali
Hayya ‘ala khoiril ‘amal (حَيَّ عَلَی خَيْرِ الْعَمَلِ ) .........................2 kali
Allahu akbar (اَللهُ اَكْبَرْ ) ........................................................2 kali
La ilaha illallah (لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ ) ................................................2 kali
                                                                                                           
Iqomah
Allahu akbar ( اَللهُ اَكْبَر ) .......................................................2 kali
Asyhadu alla ilaha illallah ( اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلهَ اِلَّا الله ) ....................2 kali
Asyhadu anna Muhammadar Rosulullah ( اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ الله ) ...........................................................................................2 kali
Hayya ‘alash sholah (حَيَّ عَلَي الصَلاَة ) ...................................2 kali
Hayya ‘alal falah ( حَيَّ عَلَي الْفَلَاحِ ) ........................................2 kali
Hayya ‘ala khoiril ‘amal (حَيَّ عَلَي خَيْرِ الْعَمَلِ ) .........................2 kali
Allahu akbar (اَللهُ اَكْبَرْ ) ........................................................2 kali
La ilaha illallah (لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ ) ................................................1 kali

2.       Kalimat  “Asyhadu anna ‘Aliyyah waliyyullah” ( اَشْهَدُ اَنَّ عَلِيًا وَلِيُّ اللهِ ) bukanlah bagian dari azan, akan tetapi kalimat ini menjadi baik jika dibaca dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt., yaitu tepatnya setelah kalimat “Asyahadu anna Muhammadar Rosulullah” ( اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ).[8]

Hukum-hukum Azan dan Iqomah
1.       Azan dan iqomah harus dibaca setelah tibanya waktu salat. Jika azan dan iqomah dibaca sebelum waktunya, maka  tidak sah.[9]
2.       Iqomah harus dibaca setelah pembacaan azan, dan tidak sah jika dibaca sebelumnya.[10]
3.       Tidak boleh ada tenggat waktu yang lama di antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya pada azan dan iqomah.  Jika tenggat waktu di antara mereka lebih dari yang sewajarnya, maka harus diulang pembacaannya.[11]
4.       Jika azan telah dibacakan untuk salat berjamaah, maka orang yang mau ikut salat berjamaah dengan jamaah ini tidak boleh membaca azan dan iqomah untuk salatnya sendiri.[12]
5.       Tidak ada azan dan iqomah untuk salat sunah.[13]
6.       Pada hari pertama kelahiran bayi, disunahkan untuk membaca azan di telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya.[14]
7.       Adalah sunah memilih muazin dari orang yang saleh, tahu waktu dan bersuara keras.


Kesimpulan Pelajaran
1.       Tempat salat hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Mubah.
b.      Tidak bergerak.
c.       Ruangnya tidak sempit dan atapnya tidak pendek.
d.      Tempat sujud untuk dahi harus suci.
e.       Tidak rendah, juga tidak tinggi.
f.        Jika tempat salat najis, jangan sampai basahannya berpengaruh pada badan atau pakaian pelaku sa-lat.
2.       Hukum salat di tempat ghasab adalah tidak sah.
3.       Dalam keadaan terpaksa, boleh melakukan salat di tem-pat yang bergerak, di raung yang atapnya pendek dan di dataran yang tinggi atau yang rendah.
4.       Adalah sunah bila seseorang mengerjakan salatnya di masjid.
5.       Adalah sunah bila seseorang tidak melakukan hal-hal berikut ini dengan orang yang tidak mau hadir di masjid; makan bersama dengannya, bertetangga de-ngannya, memusyawarahkan urusan kerja dengannya, menikah dengan salah satu keluarganya, dan meneri-manya sebagai menantu.
6.       Adalah sunah bila sebelum salat, membaca azan kemu-dian iqomah, setelah itu memulai salat.
7.       Iqomah harus dibaca setelah azan.
8.       Seseorang yang mau ikut salat berjamaah; jika azan dan iqomah sudah dibacakan, maka dia tidak perlu mem-baca azan dan iqomah untuk salatnya sendiri.
9.       Adalah sunah bila membaca azan pada telinga kanan dan iqomah pada telinga kiri bayi pada hari pertama dari kelahirannya.




1. Taudhih Al-Masail, bab tempat salat.
a. Dalam Risalah seluruh marja’, juga terdapat syarat-syarat yang lain.
2. Ibid, masalah ke-866.
3. Ibid, masalah ke-880.
4. Ibid, masalah ke-884.
a. Gulpaigani: berdasarkan ihtiyath wajib, tidak boleh melakukan salat lebih depan atau sejajar dengan makam Rasulullah saw. dan makam imam-imam maksum a.s. (masalah ke-898).
5. Ibid, masalah ke-893.
6. Ibid, masalah ke-896 dan 897.
** Hukum-hukum masjid akan tiba pada Pelajaran 44 secara terinci.  
7. Ibid, masalah ke-926 dan ke-918.
8. Ibid, masalah ke-919.
9. Ibid, masalah ke-935.
10.   Ibid, masalah ke-931.
11.   Ibid, masalah ke-920
12.   Ibid, masalah ke-923.
13.   Al-’Urwah Al-Wutsqa, Jil. 1, hal. 601.
14.   Taudhih Al-Masail, masalah ke-917.

0 komentar:

Posting Komentar