Pelajaran 10
MANDI
Ada kalanya untuk mengerjakan salat (dan seluruh
peker-jaan yang harus disertai dengan wudu) diwajibkan mandi terlebih dahulu.
Artinya, untuk menunaikan perintah Allah Swt., seluruh badan harus suci.
Sekarang akan dijelaskan masalah-masalah mandi dan cara-caranya.
Macam-macam Mandi Wajib
1.
Umum; bagi laki-laki maupun perempuan:
a.
Janabah
b.
Menyentuh mayat
c.
Mayat
2.
Khusus perempuan:
a.
Haid
b.
Istihadhah
c.
Nifas
Setelah definisi dan pembagian macam mandi, segera kita
menyimak masalah-masalah dari setiap mandi wajib.
Mandi Janabah
1.
Bagaimana seseorang menjadi junub (mengalami jana-bah)?
Sebab-sebab
janabah:
a.
Keluarnya cairan mani
§
Sedikit ataupun banyak.
§
Dalam keadaan tidur ataupun terjaga.
b.
Jima’ (bersetubuh)
§
Dengan cara halal ataupun haram.
§
Cairan mani keluar ataupun tidak.[1]
2.
Sekedar bergerak cairan mani dari salurannya dan tidak
sampai keluar tidaklah menyebabkan janabah.[2]
3.
Seseorang tahu bahwa cairan mani telah keluar dari
dirinya, atau tahu bahwa yang keluar adalah cairan mani, dia dihukumi sebagai junub
dan wajib mandi.[3]
4.
Seseorang tidak tahu; apakah yang keluar dari dirinya
cairan mani atau bukan, sementara ciri-cirinya adalah sebagaimana cairan mani,
maka dia dihukumi sebagai junub. Namun, jika ciri-cirinya bukan sebagaimana
cai-ran mani, dia tidak dihukumi sebagai junub.[4]
5.
Ciri-ciri cairan mani:[5]
a.
Keluar dengan syahwat.
b.
Keluar dengan tekanan dan pancaran.
c.
Setelah keluar, badan terasa lemas.*
Maka, orang yang
dari dirinya keluar cairan dan dia tidak tahu; apakah itu mani atau bukan,
sementara cairan itu memiliki seluruh ciri-ciri di atas, maka dia dihukumi
sebagai junub. Namun, jika cairan itu tidak memiliki semua ciri-ciri di atas,
atau bahkan tidak memiliki satu dari ciri-ciri itu, maka dia bukan junub,
kecuali perempuan dan orang yang sakit; dimana dengan adanya satu ciri—yakni
keluarnya cairan karena syahwat—mereka ini sudah cukup (untuk dihukumi sebagai
junub).*
6.
Setelah keluarnya mani, seseorang disunahkan untuk
kencing. Jika dia tidak kencing lantas
mandi dan setelah itu keluar cairan darinya yang dia sendiri tidak tahu; apakah
itu mani atau cairan lain, maka cairan itu dihu-kumi sebagai mani.[6]
Pekerjaan-pekerjaan yang Diharamkan bagi
1.
Bersentuhannya anggota badan dengan tulisan Al-Qur-an,
nama Allah dan—berdasarkan ihtiyath wajib—nama para nabi dan para imam
maksum serta nama Sayyidah Fathimah a.s.**
2.
Masuk Masjidil Haram (di Mekkah) dan Masjid Nabawi (di
Madinah), sekalipun masuk dari suatu pintu dan keluar dari pintu yang lain.
3.
Menetap di dalam seluruh masjid.
4.
Meletakkan sesuatu di dalam masjid, walaupun dari luar
masjid. ***
5.
Membaca surah-surah Al-Quran yang mengandung su-jud
wajib, walaupun hanya satu huruf. ****
7.
Jika seorang junub masuk masjid dari suatu pintu dan
keluar dari pintu yang lain (lewat tanpa berhenti) tidaklah apa-apa, kecuali
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi; untuk lewat saja dia tidak dibolehkan.[8]
8.
Jika seseorang menentukan sebuah kamar di rumahnya
sebagai musalla (tempat salat) begitu juga di kantor, tempat tersebut hukumnya
bukan sebagaimana hukum sebuah masjid.[9]
Surah-surah Al-Quran yang Mengandung
1.
Surah ke-32: surah Al-Sajadah.
2.
Surah ke-41: surah Fussilat.
3.
Surah ke-53: surah Al-Najm.
4.
Surah ke-96: surah Al-‘Alaq.
Kesimpulan Pelajaran
1.
Mandi wajib dibagi menjadi dua macam:
a.
Umum; baik untuk laki-laki maupun perempuan.
b.
Khusus untuk perempuan.
2.
Jika dari seseorang keluar cairan mani atau dia
mela-kukan persetubuhan, maka dia dihukumi sebagai orang junub.
3.
Seseorang tahu bahwa dia telah junub, maka dia wajib
mandi janabah. Dan seseorang yang tidak tahu; apakah junub atau tidak, maka dia
tidak wajib mandi.
4.
Ciri-ciri cairan mani antara lain:
a.
Keluar dengan syahwat.
b.
Keluar dengan tekanan dan pancaran.
c.
Setelah cairan mani keluar, badan terasa lemas.
5.
Amalan-amalan ini haram untuk orang yang junub:
a.
Menyentuh tulisan Al-Quran, nama-nama Allah Swt., nama
para Nabi dan imam maksum dan nama Sayyidah Fathimah a.s.
b.
Masuk Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan berhenti di
seluruh masjid.
c.
Membaca surah-surah Al-Quran yang mengandung sujud wajib.
2.
Lewat ke dalam seluruh masjid; jika tidak sampai
berhenti, bahkan masuk dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain tidaklah
apa-apa, kecuali Masjidil Ha-ram dan Masjid Nabawi yang sekalipun lewat saja
tidak dibolehkan.
a. Gulpaigani: jika keluar
dengan syahwat dan pancaran atau keluar dengan pancaran dan setelah keluar
badan menjadi lemas, cairan itu dihukumi mani (masalah ke-352).
b.
Khu’i: jika keluar dengan syahwat dan badan menjadi lemas, maka hukum cairan itu
adalah mani (masalah ke-352).
***Araki: jika tanpa berhenti, meletakkan sesuatu di dalam masjid tidak apa-apa. Khu’i:
masuk ke masjid untuk mengambil sesuatu juga haram (masalah ke-352).
****Gulpaigani, Khu’i: hanya membaca ayat-ayat yang mengandung sujud wajib sebagai
pekerjaan yang haram (masalah ke-361).
* Araki: hukum berhenti di makam-makam para imam maksum a.s.
dalam keadaan janabah adalah haram (masalah ke-352).
0 komentar:
Posting Komentar